SMK KESEHATAN YAPIKA MAKASSAR
Kamis, 15 November 2012
IKD
TRANSKULTURAL NURSING
Transcultural
Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya padaproses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dankesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkanpada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakanuntuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budayakepada manusia (Leininger,
2002).
Asumsi
mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensidari keperawatan,
membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakankeperawatan. Tindakan
Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalammemberikan dukungan
kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinyadiberikan kepada manusia
sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan,masa pertahanan sampai dikala
manusia itu meninggal. Human caring secaraumum dikatakan sebagai segala sesuatu
yang berkaitan dengan dukungan danbimbingan pada manusia yang utuh. Human
caring merupakan fenomena yanguniversal dimana ekspresi, struktur dan polanya
bervariasi diantara kultur satutempat dengan tempat lainnya.
A. Konsep dalam Transcultural Nursing
1.
.Budaya
adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yangdipelajari, dan
dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak danmengambil keputusan.
2.
Nilai
budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau
sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu danmelandasi
tindakan dan keputusan.
3.
Perbedaan
budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yangoptimal dari pemberian
asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinanvariasi pendekatan keperawatan yang
dibutuhkan untuk memberikan asuhanbudaya yang menghargai nilai budaya individu,
kepercayaan dan tindakantermasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu
yang datang danindividu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
4.
Etnosentris
adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggapbahwa budayanya
adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimilikioleh orang lain.
5.
Etnis
berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yangdigolongkan
menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
6.
Ras
adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan padamendiskreditkan asal muasal
manusia.
7.
Etnografi
adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologipada penelitian
etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkankesadaran yang tinggi pada
perbedaan budaya setiap individu, menjelaskandasar observasi untuk mempelajari
lingkungan dan orang-orang, dan salingmemberikan timbal balik diantara
keduanya.
8.
Care
adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,dukungan perilaku
pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadianuntuk memenuhi
kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkankondisi dan kualitas
kehidupan manusia.
9.
Caring
adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,mendukung dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaanyang nyata atau
antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupanmanusia.
10.
Cultural
Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,kepercayaan dan
pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukungatau memberi kesempatan
individu, keluarga atau kelompok untukmempertahankan kesehatan, sehat,
berkembang dan bertahan hidup, hidupdalam keterbatasan dan mencapai kematian
dengan damai.
11.
Culturtal
imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatanuntuk memaksakan
kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lainkarena percaya bahwa ide
yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripadakelompok lain.
B.
Paradigma
Transcultural Nursing
Leininger
(1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagaicara pandang,
keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhankeperawatan
yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsepsentral
keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrewand
Boyle, 1995).
1. Manusia
Manusia adalah
individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilaidan norma-norma yang
diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan danmelakukan pilihan. Menurut
Leininger (1984) manusia memilikikecenderungan untuk mempertahankan budayanya
pada setiap saat dimanapundia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Sehat
Kesehatan adalah
keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisikehidupannya, terletak
pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatukeyakinan, nilai, pola
kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untukmenjaga dan memelihara
keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasidalam aktivitas sehari-hari. Klien
dan perawat mempunyai tujuan yang samayaitu ingin mempertahankan keadaan sehat
dalam rentang sehat-sakit yangadaptif (Andrew and Boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan
didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhiperkembangan,
kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandangsebagai suatu totalitas
kehidupan dimana klien dengan budayanya salingberinteraksi. Terdapat tiga
bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik.
Lingkungan fisik
adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia sepertidaerah katulistiwa,
pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah didaerah Eskimo yang hampir
tertutup rapat karena tidak pernah ada mataharisepanjang tahun. Lingkungan
sosial adalah keseluruhan struktur sosial yangberhubungan dengan sosialisasi
individu, keluarga atau kelompok ke dalammasyarakat yang lebih luas. Di dalam
lingkungan sosial individu harusmengikuti struktur dan aturan-aturan yang
berlaku di lingkungan tersebut.Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk
dan simbol yangmenyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik,
seni,riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan
adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktikkeperawatan yang
diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakangbudayanya. Asuhan
keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuaidengan budaya klien. Strategi
yang digunakan dalam asuhan keperawatanadalah perlindungan/mempertahankan
budaya, mengakomodasi/negoasiasibudaya dan mengubah/mengganti budaya klien
(Leininger, 1991).
ü Mempertahankan budaya
Mempertahankan
budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikansesuai dengan nilai-nilai
yang relevan yang telah dimiliki klien sehinggaklien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya,misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
ü Negosiasi
budaya
Intervensi dan
implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untukmembantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebihmenguntungkan kesehatan. Perawat
membantu klienagar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih
mendukung peningkatankesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang
makan yangberbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani
yanglain.
ü Restrukturisasi
budaya
Restrukturisasi
budaya klien dilakukan bila budaya yang dimilikimerugikan status kesehatan.
Perawat berupaya merestrukturisasi gayahidup klien yang biasanya merokok
menjadi tidak merokok. Pola rencanahidup yang dipilih biasanya yang lebih
menguntungkan dan sesuai dengankeyakinan yang dianut.
C.
Proses keperawatan
Transcultural Nursing
Model
konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskanasuhan keperawatan
dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahariterbit (Sunrise Model)
seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991)menyatakan bahwa proses
keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagailandasan berfikir dan memberikan
solusi terhadap masalah klien (Andrew andBoyle, 1995). Pengelolaan asuhan
keperawatan dilaksanakan dari mulai tahappengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian
adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasimasalah kesehatan klien
sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger andDavidhizar, 1995).
Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang adapada “Sunrise Model” yaitu
:
a. Faktor
teknologi (tecnological factors)
Teknologi
kesehatan memungkinkan individu untuk memilih ataumendapat penawaran
menyelesaikan masalah dalam pelayanankesehatan. Perawat perlu mengkaji :
persepsi sehat sakit, kebiasaanberobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan
mencari bantuankesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan
persepsi kliententang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk
mengatasipermasalahan kesehatan saat ini.
b. Faktor agama
dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Agama
adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yangamat realistis bagi para
pemeluknya. Agama memberikan motivasi yangsangat kuat untuk menempatkan
kebenaran di atas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor agama
yang harus dikaji oleh perawatadalah : agama yang dianut, status pernikahan,
cara pandang klienterhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan
agama yangberdampak positif terhadap kesehatan.c. Faktor sosial dan keterikatan
keluarga (kinship and social factors)
Perawat
pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : namalengkap, nama panggilan, umur
dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin,status, tipe keluarga, pengambilan
keputusan dalam keluarga, danhubungan klien dengan kepala keluarga.
d. Nilai-nilai
budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai
budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkanoleh penganut budaya yang
dianggap baik atau buruk. Norma-normabudaya adalah suatu kaidah yang mempunyai
sifat penerapan terbataspada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada
faktor ini adalah :posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga,
bahasa yangdigunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisisakit,
persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaanmembersihkan
diri.
e. Faktor
kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan
dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segalasesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dalam asuhankeperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle,
1995). Yang perlu dikajipada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang
berkaitan denganjam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu,
carapembayaran untuk klien yang dirawat.
f. Faktor ekonomi
(economical factors)
Klien
yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumbermaterial yang dimiliki
untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh.Faktor ekonomi yang harus dikaji
oleh perawat diantaranya : pekerjaanklien, sumber biaya pengobatan, tabungan
yang dimiliki oleh keluarga,biaya dari sumber lain misalnya asuransi,
penggantian biaya dari kantoratau patungan antar anggota keluarga.
g. Faktor
pendidikan (educational factors)
Latar
belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalammenempuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggipendidikan klien maka
keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibuktiilmiah yang rasional dan
individu tersebut dapat belajar beradaptasiterhadap budaya yang sesuai dengan
kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat
pendidikan klien, jenispendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif
mandiritentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
D. Diagnosa keperawatan
Diagnosa
keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakangbudayanya yang dapat
dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensikeperawatan. (Giger and
Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosakeperawatan yang sering ditegakkan
dalam asuhan keperawatan transkulturalyaitu : gangguan komunikasi verbal
berhubungan dengan perbedaan kultur,gangguan interaksi sosial berhubungan
disorientasi sosiokultural danketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan
dengan sistem nilai yang diyakini.
E. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan
dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalahsuatu proses keperawatan
yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalahsuatu proses memilih strategi
yang tepat dan pelaksanaan adalahmelaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar
belakang budaya klien (Gigerand Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang
ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu :
mempertahankanbudaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan
dengankesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien
kurangmenguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yangdimiliki
klien bertentangan dengan kesehatan.
a) Cultural
care preservation/maintenance
1)
Identifikasi
perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang proses melahirkan dan
perawatan bayi.
2)
Bersikap
tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien.
3)
Mendiskusikan
kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat.
b) Cultural
careaccomodation/negotiation
1)
Gunakan
bahasa yang mudah dipahami oleh klien.
2)
Libatkan
keluarga dalam perencanaan perawatan.
3)
Apabila
konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan kliendan
standar etik.
c) Cultual
care repartening/reconstruction
1)
Beri
kesempatan pada klien untuk memahami informasi yangdiberikan dan
melaksanakannya.
2)
Tentukan
tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budayakelompok.
3)
Gunakan
pihak ketiga bila perlu.
4)
Terjemahkan
terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatanyang dapat dipahami oleh klien
dan orang tua.
5)
Berikan
informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan. Perawat dan klien
harus mencoba untuk memahami budayamasingmasing melalui proses akulturasi,
yaitu proses mengidentifikasi persamaan danperbedaan budaya yang akhirnya akan
memperkaya budaya budaya mereka.
Bila
perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak percaya
sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akanterganggu.
Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilanmenciptakan
hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.
v Evaluasi
Evaluasi
asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang
mempertahankan budaya yang sesuai dengankesehatan, mengurangi budaya klien yang
tidak sesuai dengan kesehatan atauberadaptasi dengan budaya baru yang mungkin
sangat bertentangan denganbudaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat
diketahui asuhankeperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
v
kesimpulan
Transkultural nursing adalah suatu
area atau wilayah keilmuan budaya pada proses belajar dan keperawatan yangh
fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara udaya dengan menghargai asuhan,
sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, keoercayaan dan tindakan,
dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khussnya budaya atau
keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002). Model konseptual yang
dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks
budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (sunrise model) seperti yang
terdapat pada gambar 1. Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawaqtan ini
digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap
masalah klien (Andrew & Boyle, 1995).
Pengkajian
pada model transkultural in nursing meliputi, faktor teknologi (technological
factors), faktor agama dan falsafah hidup (religious & philosopical
factors), faktir sosial dan keterkaitan kekeluargaan (kinship & sosial
factors), faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural values &
lifeways), faktor kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku (political
& legal factors), faktorekonomi (economical factors), faktor pendidikan
(educational factors).
Perencanaan
dan pelaksanaan dalam keperawatan transcultural adalah suatu proses
keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilh
strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai
dengan latar belakang budaya klien (Gigerand Daviddhizar, 1995). Ada tiga
pedoman yang yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan
kesehatan, mengakomodasi budaya kien bila budaya klien kurang menguntungkan
kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan
dengan kesehatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Pudjiadi, Solihin. ( 2000 ). Ilmu
Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta : Gaya Baru Jakarta.
Andrew . M & Boyle. J.S, (1995), Transcultural Concepts in Nursing Care, 2nd Ed, Philadelphia, JB Lippincot Company
Cultural Diversity in Nursing,
(1997), Transcultural Nursing ; Basic Concepts and Case Studies, Ditelusuri
tanggal 14 Oktober 2006 dari
Fitzpatrick. J.J & Whall. A.L,
(1989), Conceptual Models of Nursing : Analysis and Application, USA, Appleton
& Lange
Giger. J.J & Davidhizar. R.E,
(1995), Transcultural Nursing : Assessment and Intervention, 2nd Ed, Missouri ,
Mosby Year Book Inc
Iyer. P.W, Taptich. B.J, &
Bernochi-Losey. D, (1996), Nursing Process and Nursing Diagnosis, W.B Saunders
Company, Philadelphia
Leininger. M & McFarland. M.R,
(2002), Transcultural Nursing : Concepts, Theories, Research and Practice, 3rd
Ed, USA, Mc-Graw Hill Companies
Swasono. M.F, (1997), Kehamilan,
kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam Konteks Budaya, Jakarta, UI Press
Royal College of Nursing (2006),
Transcultural Nursing Care of Adult ; Section One Understanding The Theoretical
Basis of Transcultural Nursing Care Ditelusuri tanggal 14 Oktober 2006 dari
__________________________,
Transcultural Nursing Care of Adult ; Section Two Transcultural NursingModels ;
Theory and Practice, Ditelusuri tanggal 14 Oktober 2006 dari
__________________________,
Transcultural Nursing Care of Adult ; Section Three Application of
Transcultural Nursing Models, Ditelusuri tanggal 14 Oktober 2006 dari
http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing
Langganan:
Postingan (Atom)